Minggu, 13 September 2015

Kereta Sembilan Gerbong


s4stika

      Banyak yang percaya bahwa “kalau jodoh takkan lari kemana”. Tapi aku sendiri ragu dan bertanya, bagaimana kalau si jodoh berlari mengejar seorang yang salah –bukan mengejar kita? Nah saat itu mereka lagi-lagi memberi jawaban yang kuragukan, “kita bertemu orang-orang yang salah untuk akhirnya menemukan satu yang tepat”. Ah, alasan. Kurasa mereka hanya mengucapkannya tanpa berdasar. Mereka –orang-orang intelek di sekelilingku yang menganggap seolah akan hidup selamanya dan bekerja sebegitu keras hingga melupakan yang namanya jenjang pernikahan- hanya beralasan karena tak mau mencari, atau lebih tepatnya tak mau menyempatkan diri untuk mencari dan mengejar.
Sebenarnya aku pun merasa demikian terpengaruh oleh mereka. Bekerja tanpa kenal waktu, mengejar deadline, mencapai target, berlomba di depan atasan agar mendapat promosi dan semua kesibukan kantor lainnya. Semuanya tentang pekerjaan. Satu-satunya yang ingin kami curi hatinya adalah atasan –demi kenaikan jabatan. Kami orang-orang dewasa di usia dua puluhan yang sudah matang untuk berkeluarga, itulah yang dipikirkan orang-orang di luar sana. Namun sebenarnya, kurasa teman-teman sekantorku –dan aku- ini lebih mirip manusia-manusia ambisius yang tak pernah puas akan apa yang sudah didapatkannya seperti anak kecil yang selalu iri kepada adiknya.