s4stika
Kelas hening, hanya terdengar suara
celotehan beberapa mahasiswi di luar kelas yang kebetulan lewat. Tak ada
jantung yang tak berdebar di antara sekian mahasiswa dalam kelas yang menunggu
sang dosen kesayangan mereka, siapa lagi kalau bukan Pak Dodi. Hari ini hari
yang aneh, seisi kelas mengakuinya. Pak Dodi pagi-pagi sekali mendadak
mengabarkan kepada PJ makul bahwa hari ini akan diadakan UK 3 Listrik Magnet
yang notabene “sedikit sulit dicerna perut” Rita dan kawan-kawannya.
Rita menundukkan kepala dan
menengadahkan tangannya. Berdo’a dengan hikmat di barisan kursi paling depan.
Setelah beberapa detik tiba-tiba Rita mendongakkan kepalanya, mengangkat
tangannya yang masih menengadah dan berteriak, “Aaamiiin!!” dengan lantangnya.
Kemudian ia mengusapkan kedua tangannya ke seluruh wajahnya.
Mendengar teriakan Rita yang
tiba-tiba, tentu saja seisi kelas yang tadinya hening menjadi memalingkan
pandangan kepadanya dengan tatapan penuh tanda tanya. Rita sendiri acuh, menoleh
sedikit dan balik memberi tatapan aneh yang paling misterius. Sebagian
teman-temannya bergidik ngeri, sebagian lain menjadi geli, dan sebagian lain
tak peduli.
Rita mulai mengeluarkan Hand-Out
perkuliahan yang menjadi andalan setiap UK Listrik Magnet. Ia mulai membuka
satu per satu halaman dan komat-kamit membaca,
“Tidak? Yang ini? Nggak mungkin
lah…” ucap Rita berbicara sendiri, membuat seisi kelas memandangnya lagi.
“Iya, mana yang bakal keluar UK?
Masa iya harus ngehafal semuanya? Gimana sih? Apa? Coba aku belajar tiap hari,
gitu? Haaahh…” tutur Rita lagi, kali ini dengan sedikit emosi yang menggebu.
Tatapan Rita menuju depan, sedangkan sejauh mata memandang yang ada di depan
Rita hanyalah papan tulis. Teman-teman Rita pun mulai bergidik ngeri dan
bertanya-tanya, Ada apa dengan Rita? Apa
dia kerasukan? Atau hanya berhalusinasi dan bicara pada diri sendiri? Atau…??
Lisa hampir saja mendekati Rita
untuk bertanya kalau saja Pak Dodi belum hadir, tapi tiba-tiba Pak Dodi datang
dengan senyum lebar di bibirnya. Membuat jantung yang sudah berdebar menjadi
lebih berdebar lagi karena mereka berpikir “Selalu
ada sesuatu dibalik senyuman seorang dosen”.
“Maaf hari ini tidak jadi UK, saya
ganti dengan tugas saja..” tutur Pak Dodi dengan santainya. Berpuluh-puluh
mahasiswa pun menghembuskan napas lega. “Hari ini kita lanjutkan membahas
mengenai Hukum Ampere saja..”
Kemudian Pak Dodi mulai memberi
gambaran mengenai Hukum Ampere yang akan dibahas. Rita memperhatikan Pak Dodi
dengan tatapan yang berlebihan. Ia hanya berkedip sesekali saja jika matanya
sudah benar-benar lelah. Rima yang tanpa sengaja memperhatikannya menjadi ngeri
dan berbisik pada teman-temannya,
“Ssstt.. ngrasa ada yang aneh nggak
sih sama Rita hari ini?” ucap Rima.
“Iya. Tadi pagi aja teriak-teriak
dan ngomong sendiri..” sahut Rini.
“Sekarang liat deh, dia merhatiin
Pak Dodi sampe melotot gitu. Emang bisa fokus ya pandangan yang tanpa kedipan?”
ucap Rima lagi.
“Iya ih.. jangan-jangan sekarang
Rita bisa ngeliat makhluk….” Lisa menggantung kalimatnya.
“Ah, apaan sih? Mana mungkin Lis!”
sahut Reni.
“Ya bisa jadi, buktinya tadi dia
ngomong sendiri. Trus sekarang tatapannya nggak fokus gitu. Eh dan liat tuh dia
lagi komat-kamit…” Sahut Dini.
“Eh, eh, ngomongin apa sih?” ucap
Roni nimbrung dari barisan belakang.
“Itu tuh si Rita. Kayaknya sekarang
dia bisa ngliat deh…”
Percakapan tersebar, dan seterusnya
hingga seisi kelas bergidik ngeri memandang Rita.
Kemudian Pak Dodi mulai mengeluarkan
spidol, menuliskan sederetan keterangan dan rumus di papan tulis. Kini Rita
mulai berhitung dengan suara gumaman.
“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,
tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas,…” dst ia kian berhitung. Hingga
pada hitungan ke lima puluh, ia mengepalkan telapak tangannya dan menghentak meja
dengan keras.
“MasyaAllah.. banyak sekali..”
ucapnya nyaring membuat seisi kelas mendengar ucapannya. Pak Dodi pun menoleh
dan memberi tatapan yang menuntut
penjelasan.
“Maaf Pak.. hehe” ucap Rita nyengir.
Pak Dodi tak acuh dan kembali
menuliskan rumus.
“Ada apa Rita? Apa yang banyak? Apa
yang kamu liat Rit? Di sini banyak penghuninya ya?” teman-teman Rita
menghujaninya dengan pertanyaan.
“Apaan sih kalian?! Aku tuh dari
tadi komat-kamit ngitungin kata yang diucapin Pak Dodi dan huruf yang ditulis
Pak Dodi di papan tulis. Ternyata baaanyaaaak banget ya? Baru beberapa menit
aja udah 50 kata dan 100 huruf, gimana per jamnya ya..” tutur Rita polos.
“Haaaaah????!!!”
Seisi kelas pun menjadi hening.
Karanganyar,
12 Desember 2014
19:
53 WIB
Semoga
Menghibur Bermanfaat :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar