Senin, 31 Maret 2014

Draft 4 : Rahasia di Balik Nama Wong Jawa


Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :)
Kali ini saya akan membahas mengenai salah satu Javanese Culture atau badaya orang Jawa yang saya ketahui (belum saya pahami sepenuhnya).
Ini mengenai penamaan orang Jawa –di sekitar saya- terhadap bayi yang baru lahir.
Awalnya kita harus mengetahui weton atau hari kelahiran si jabang bayi. Misalnya wabtu wage, jum’at kliwon, minggu pon dan sebagainya. Nah setelah mengetahuinya, kita juga harus mengetahui metune dina atau keluarnya hari. Dalam hal ini kita harus mengetahui angka-angka yang dimiliki setiap hari. Berikut daftar angka beserta hari pasaran :


Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum’at : 6
Sabtu : 9
Minggu : 5
Pon : 7
Wage :4
Kliwon :8
Legi :5
Pahing :9


Nah, setelah mengetahu angka-angka tersebut. Kita hitung jumlah weton hari dimana anak lahir. Misalnya kita pakai hari sabtu wage : sabtu 9 + wage 4 = 13.
Catat dan ingat dulu angka 13 ini.
Lalu untuk melanjutkan kita ingat kembali pelajaran Bahasa Jawa kita di masa SD mengenai Aksara Jawa.
Ha       na       ca        ra         ka
1          2          3          4          5
Da       ta         sa         wa       la
6          7          8          9          10
Pa        dha      ja         ya        nya
11        12        13        14        15
Ma       ga        ba        tha       nga
16        17        18        19        20
Di sini yang kita butuhkan adalah nomor urut huruf-huruf tersebut, jadi tidak perlu mengetahui secara detail rupa huruf-huruf tersebut pun tidak apa-apa.
Aturan pemberian nama adalah jumlah angka weton kelahiran anak di tambah dengan jumlah angka nomor urut huruf yang digunakan harus sama dengan angka yang merupakan kelipatan 5.
Misal kita akan memberi nama orang yang wetonnya sabtu wage tadi, jumlah angka wetonnya adalah 13. Maka kita gunakan huruf-huruf dari Aksara Jawa yang jika dijumlahkan hasil akhirnya akan merupakan kelipatan 5.
Misal kita gunakan huruf “sa” dan “ka” sebagai awalan. Dari dua huruf ini kita dapat menjadikan nama SE-KAR. (variasi masing-masing yang penting huruf pada suku katanya adalah “s” dan “k”). Aksara “sa” memiliki nomor urut 8, sedangkan aksara “ka” 5. Jika kita jumlahkan 8+5 = 13.
Kita cek dengan jumlah wetonnya tadi yaitu sabtu wage = 13. Kita jumlahkan 13 ini dengan 13 dari aksara “sa” dan “ka”. Hasilnya 13 + 13 = 26. Angka 26 belum merupakan angka kelipatan 5. Maka kita gunakan aksara lain sebagai penentu kata berikutnya agar jumlahnya menjadi kelipatan 5.
Di sini misalnya kita pakai “ta” dan “na” dengan nomor urut 7 dan 2. Kita coba jumlahkan 26 + 7 + 2 = 35. Hasilnya sudah merupakan angka kelipatan 5, yaitu 35. Maka kita bisa gunakan huruf “ta” dan “na” ini. Misal kita variasikan menjadi kata TA-NI.
Nama depan dan belakang kita gabungkan menjadi SE-KAR TA-NI.
Sekar Tani.
Bukan hanya Sekar Tani, kita juga bisa memvariasikan nama ini. yang penting masih dengan suku-suku kata yang berawalah “s”, “k”, “t”, “n”. Misalnya Sastikani, dan sebagainya. Selamat mencoba :-)

Karanganyar, 31 Maret 2014
Semoga Bermafaat :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar