Khusus pada entri berjudul draft akan ada
fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di
pahami :)
Kali ini saya akan membahas mengenai salah satu Javanese Culture atau badaya orang Jawa
yang saya ketahui (belum saya pahami sepenuhnya).
Awalnya kita harus mengetahui weton atau hari kelahiran si jabang bayi. Misalnya wabtu wage,
jum’at kliwon, minggu pon dan sebagainya. Nah setelah mengetahuinya, kita juga
harus mengetahui metune dina atau
keluarnya hari. Dalam hal ini kita harus mengetahui angka-angka yang dimiliki
setiap hari. Berikut daftar angka beserta hari pasaran :
Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum’at : 6
Sabtu : 9
Minggu : 5
Pon
: 7
Wage
:4
Kliwon
:8
Legi
:5
Pahing
:9
Nah, setelah mengetahu angka-angka tersebut. Kita
hitung jumlah weton hari dimana anak
lahir. Misalnya kita pakai hari sabtu wage : sabtu 9 + wage 4 = 13.
Catat dan ingat dulu angka 13 ini.
Lalu untuk melanjutkan kita ingat kembali pelajaran
Bahasa Jawa kita di masa SD mengenai Aksara Jawa.
Ha na ca ra ka
1 2 3 4 5
Da ta sa wa la
6 7 8 9 10
Pa dha ja ya nya
11 12 13 14 15
Ma ga ba tha nga
16 17 18 19 20
Di sini yang kita butuhkan adalah nomor urut huruf-huruf tersebut, jadi tidak perlu
mengetahui secara detail rupa huruf-huruf tersebut pun tidak apa-apa.
Aturan pemberian nama adalah jumlah angka weton kelahiran anak di tambah dengan
jumlah angka nomor urut huruf yang digunakan
harus sama dengan angka yang merupakan kelipatan 5.
Misal kita akan memberi nama orang yang wetonnya sabtu wage tadi, jumlah angka
wetonnya adalah 13. Maka kita gunakan huruf-huruf dari Aksara Jawa yang jika
dijumlahkan hasil akhirnya akan merupakan kelipatan 5.
Misal kita gunakan huruf “sa” dan “ka” sebagai
awalan. Dari dua huruf ini kita dapat menjadikan nama SE-KAR. (variasi
masing-masing yang penting huruf pada suku katanya adalah “s” dan “k”). Aksara “sa” memiliki nomor
urut 8, sedangkan aksara “ka”
5. Jika kita jumlahkan 8+5 = 13.
Kita cek dengan jumlah wetonnya tadi yaitu sabtu wage = 13. Kita jumlahkan 13 ini dengan
13 dari aksara “sa” dan “ka”. Hasilnya 13 + 13 = 26. Angka 26
belum merupakan angka kelipatan 5. Maka kita gunakan aksara lain sebagai
penentu kata berikutnya agar jumlahnya menjadi kelipatan 5.
Di sini misalnya kita pakai “ta” dan “na” dengan nomor urut 7 dan 2. Kita coba jumlahkan 26 + 7 + 2 =
35. Hasilnya sudah merupakan angka kelipatan 5, yaitu 35. Maka kita bisa
gunakan huruf “ta” dan “na” ini. Misal kita variasikan menjadi
kata TA-NI.
Nama depan dan belakang kita gabungkan menjadi SE-KAR
TA-NI.
Sekar Tani.
Bukan hanya Sekar Tani, kita juga bisa memvariasikan
nama ini. yang penting masih dengan suku-suku kata yang berawalah “s”, “k”, “t”, “n”. Misalnya Sastikani,
dan sebagainya. Selamat mencoba :-)
Karanganyar, 31 Maret 2014
Semoga Bermafaat :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar