Selasa, 16 Desember 2014

Draft 10 : Hubungan Fiksi ~ Nonfiksi Menguak Luka Lama Tentang Operasi Lalu Lintas Polisi


Adakah keterkaitan antara fiksi dan nonfiksi? Adakah hubungan di antara mereka?
Seorang teman pernah bertanya padaku setelah ia membaca cerpen yang kubuat (read: Plat Nomor Pak Dosen). Ia bertanya, “Sekar, cerpen kamu itu berdasarkan pengalaman pribadi ya?”. Jujur aku sedikit tercengang, heuh? Apa iya cerpen yang kubuat sungguh seperti kenyataan?  Karena semua Cerpen dan Cerbung yang kubuat murni sebuah fiksi. Meskipun sebagian terilhami dari kejadian-kejadian nyata di sekitar ;-). Tapi tetap saja itu hanya sebuah fiksi, sebuah hayalan.
            Aku pernah membaca dalam pembukaan atau kata pengantar atau apalah namanya itu dalam novel Putu Wijaya yang berjudul Kroco, sebuah kalimat yang menghujat adanya penggolongan cerita menjadi fiksi dan nonfiksi.
            “Penggolongan fiksi dan non-fiksi itu sendiri merupakan sebuah fiksi.”

Jumat, 12 Desember 2014

“Sungguh banyak!”, Rita bilang


s4stika

            Kelas hening, hanya terdengar suara celotehan beberapa mahasiswi di luar kelas yang kebetulan lewat. Tak ada jantung yang tak berdebar di antara sekian mahasiswa dalam kelas yang menunggu sang dosen kesayangan mereka, siapa lagi kalau bukan Pak Dodi. Hari ini hari yang aneh, seisi kelas mengakuinya. Pak Dodi pagi-pagi sekali mendadak mengabarkan kepada PJ makul bahwa hari ini akan diadakan UK 3 Listrik Magnet yang notabene “sedikit sulit dicerna perut” Rita dan kawan-kawannya.

Rabu, 03 Desember 2014

Plat Nomor Pak Dosen



s4stika

            Ternyata, tidak selamanya udara kering dan sinar matahari siang yang terasa panas menyengat kulit bisa membuat seseorang merengut dan ngomel-ngomel sebal. Buktinya Lisa hanya termenung berdiri dengan tatapan kosong di depan gedung B FKIP UNS siang itu.
            Ternyata, tidak selamanya hilir mudik manusia dan kendaraan bermotor membuat seseorang merasa pusing dan penat. Buktinya Lisa hanya berdiri tercengang tanpa ekpresi sembari menatap sebuah mobil yang terparkir tepat di depan gedung B FKIP UNS.

Senin, 15 September 2014

Kejujuran Sepahit Madu

s4stika


Siang yang bersinar.

Mentari sinarnya menembus melalui atmosfer –seperti biasa- dan mencapai bumi dalam keadaan selamat. Sinarnya ikut menyinari alunan bolpoin dalam genggaman Wawan yang menari-nari menuliskan angka-angka di atas lembaran kertas ulangan Fisikanya. Sinar mentari yang turut menghantarkan kalor pun membantu proses pengeringan tinta bolpoin dengan begitu cepatnya.

“Aduh! Aku lupa rumusnya! Ergh…” gerutu Wawan geram dan menghentikan tarian bolpoinnya seraya menepuk jidatnya sendiri yang ia tahu bahwa itu takkan membuatnya benjol.

Rabu, 10 September 2014

Mencintai Mati, Menghidupi Malu [Bagian 2]

Lanjutan dari Mencintai Mati, Mengidupi Malu [Bagian 1]


          Dalam cerita sebelumnya, Pak Rian diculik oleh seorang yang tak dikenal sepulang mengajar. Dan pada akhirnya beliau tahu kalau orang itu adalah mahasiswanya sendiri.
“Lepaskan saya!! Apa salah saya? Kalau kamu mahasiswa yang tidak suka dengan cara saya mengajar dan memberi nilai, katakan saja langsung. Jangan menggunakan cara yang biadab seperti ini!!”
“Biadab anda bilang? Hahaha.. lucu sekali mendengar kata biadab yang diucapkan oleh manusia biadab. Dan biar saya luruskan, ini bukan tentang nilai. Sama sekali bukan.”
“Lantas?” sahut pak Rian dengan suara yang sudah tidak berteriak.
            “Hhhh…” suara aneh itu menghela napas, “pertanyaan bapak mengingatkan saya bahwa saya benar-benar ingin menghabisi bapak secepatnya.”
            “Apa???” sahut pak Rian dengan mata membelalak sekaligus mengisyaratkan ketakutan.
            “Tapi santai saja dulu pak karena sebenarnya pertanyaan bapak tadi sekaligus membuat saya sedih, karena pertanyaan itu mengingatkan saya pada penyebab apa yang saya lakukan hari ini. Membuat saya sedih karena teringat pada kakak saya, Nurina…”
            Mendengar penuturan suara aneh itu, Pak Rian tercekat, ia menelan ludah dan angannya menerawang ke masa lalu.
            “Mas Rian…”

Jumat, 05 September 2014

Mencintai Mati, Menghidupi Malu [Bagian 1]

s4stika


Selasa yang indah.
Betapa tidak indah? Sinar mentari dhuha yang seharusnya menghangatkan kulit, selasa ini justru tertutup gumpalan hasil kondensasi yang menggelap. Betapa tidak indah? Angin sepoi yang seharusnya menyejukkan respirasi, selasa ini justru saling berlomba menumbangkan segala yang ada di hadapannya. Betapa tidak indah? Hari ini ada mata kuliah dosen yang sangat kau segani, meskipun alam tak merestui. Selasa kelam yang indah ini dirasakan Wulan sebagai hari yang tepat.
Selasa yang kelam.
Betapa tidak kelam? Ayam jago masih tetap berkokok menyerukan kegembiraannya, meskipun mentari terhalang sinarnya. Betapa tidak kelam? Hawa yang tepat untuk terbuai mimpi, justru dipaksa dosen paling tak disegani untuk tetap ada perkuliahan. Selasa indah yang kelam ini dirasakan Rendi sebagai hari yang tak tepat.

Rabu, 03 September 2014

Draft 9: Semua Ada Alasannya


Pagi ini aku terbangun dengan perasaan dan sebab yang berbeda. Perasaan yang berbeda; biasanya rasa malas yang menghinggapi kepalaku, tapi pagi ini rasanya segar dan menyejukkan. Sebab yang berbeda; biasanya aku terbangun karena suara ibuku yang membangunkanku –setelah berseru untuk ke sekian kalinya, tapi pagi ini sebabnya adalah suara adzan subuh yang berkumandang pas pada lafadz Hayya ‘Alash Sholaah…  ah, Alhamdulillah.

Dan teman-teman, ternyata bangun pagi itu memang baik bagi pikiran dan hati. Menjadi lebih tenang, terutama saat merasakan perasaan nyaman mendengarkan nyanyian Kukuruyuuk yang bersahutan, ah terdengar bagai simfoni yang indah. Bukankah suara para ayam jago itu menandakan bahwa mereka melihat para malaikat? Saat seperti itu, perasaan bahagia menyeruak dan membuatku ingin memanjatkan doa-doa yang banyak dengan harapan para malaikat akan membawanya ke hadapan Allah…

Draft 8: Jembatan Asosiasi

Tolong jangan tanya, apa itu jembatan asosiasi, karena aku sendiri belum paham betul dengan frasa itu. Tapi kalian boleh menghujat, lantas kenapa membuat entri dengan judul tersebut? Well, Jembatan Asosiasi adalah satu-satunya frasa yang menggelitik pikiranku kala kuliah pagi tadi.
Harus kuakui, kuliah Teknologi Pembelajaran dengan dosen pagi tadi cukup menarik –cukup disayangkan pula, karna aku selalu duduk di barisan belakang.
Jadi begini, sang dosen mengawali perkuliahan dengan pengenalan tentang pentingnya Teknologi Pembelajaran, dengan cara yang unik, yang mengingatkanku pada sebuah kutipan yang kurang lebih begini:
Manusia suka mendengar, dan ingin didengarkan.
Manusia suka memahami, dan ingin dipahami.
Manusia suka mencintai, dan ingin dicintai.
Begitulah, manusia adalah makhluk komununikasi dua arah –two ways communication.

Draft 7: "Being Nothing" is Nonsense


Adakah yang percaya bahwa “Being nothing is nonsense.”?
Kalau kalian percaya, berarti kita memiliki frekuensi yang sama dalam hal ini –dan berdasarkan fisika, jika dua benda memiliki frekuensi yang sama maka dapat menghasilkan resonansi. #Ah lupakan.. –
Tapi, kalau kalian belum percaya, coba simak paragraph berikut ini yang saya kutip dari sebuah buku inspiratif hasil karya Zabrina A. Bakar yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:
“… tetapi untuk menghadirkan sebuah simfoni, harus seluruh orchestra yang bermain. Setiap musisi memainkan instrument yang berbeda, dan setiap instrument berperan unik dalam orchestra itu. Jika satu saja instrument tidak ada, keseluruhan simfoni akan rusak. Tak ada musisi yang iri pada musisi lain karea mereka semua sangat memahami alasan yang mendasari keberadaan mereka dalam orchestra itu. Mereka saling membutuhkan!

Kamis, 21 Agustus 2014

Senyum Anti Sindiran [Bagian 2]


s4stika

cerita lanjutan dari Senyum Anti Sindiran [Bagian 1]

            Pagi di hari minggu menjadi pagi sampah di kompleks kami, karena setiap pagi di hari minggu seorang bapak tua yang kukenal sebagai Pak Tarno akan mengangkut sampah-sampah dari rumah kami dengan gerobak kayunya menuju TPS. Pagi ini aku sengaja menunggu Pak Tarno di depan pintu dengan sekantong plastik penuh sampah.
            “Tari! Ngapain di depan pintu bawa-bawa sampah?” suara Fajri dari rumah sebelah mengagetkanku dari lamunan.
            “Nungguin pak Tarno, Faj.”
            “Kenapa musti ditungguin? Tinggalin aja di depan, nanti juga diambil..”
            Mendengarnya aku hanya tersenyum miris. Tapi tak urung Fajri pun keluar lalu duduk di teras sambil memainkan handphone-nya.
            Beberapa saat kemudian, kulihat pak Tarno mulai mendekat. Pak Tarno mampir ke rumah Fajri sebelum ke rumahku.

Jumat, 15 Agustus 2014

Senyum Anti Sindiran [Bagian 1]


s4stika

Setiap pertemuan kita dengan orang-orang, masing-masing memiliki makna dan pelajaran tersendiri bagi kehidupan kita…

            Kulirik lagi Fajri yang dengan tergesa-gesa mengerjakan PR matematika dari Pak Luhur kemarin siang. Ah aku salah, ia bukan sedang mengerjakan PR itu melainkan sedang menyalin pekerjaan milik Anida, teman sebangkuku. Lagi.
            Sepersekian detik kemudian Fajri tampak tersenyum puas dan menghela napas lega sebelum kemudian beranjak berdiri menghampiri meja kami.
            “Ini An, buku kamu..” ucapnya sembari meletakkan buku di atas meja. Anida yang sedang berkutat dengan TTS-nya mendongak,
            “Oh, iya.” Hanya itu yang diucapkan Anida dan ia kembali memutar pandangan pada TTS.
            “Lestari, kamu udah ngerjain?” tanya Fajri tiba-tiba padaku.
            “Udah…”
            “Oh…” ucapnya sambil lalu. Dalam hati aku menggumam Oh, dia melakukannya lagi.
***                              ***

Selasa, 24 Juni 2014

Untaian “Doa Ibu”nya Sekar Ayu Asmara


Sampul Belakang : Akhir-akhir ini, kehidupan pelukis Ijen banyak dihadang berbagai macam keanehan. Dimulai dari resepsi pernikahan sahabatnya, Khaled. Sang Pengantin wanita, Dewanti, menghilang begitu saja dari pelaminan.
Pencarian Dewanti membawa Ijen ke dalam perjalanan yang membuatnya semakin sesat dalam ketidakpastian. Satu per satu sahabatnya pun turut lenyap tak berbekas.


Sementara itu, Madrim berduka. Suaminya, Bintang Joyokusumo, meninggal karena serangan jantung. Bersama anaknya, Sinta, ia menerima tamu yang hadir melayat. Namun ia tak pernah menduga akan bertemu istri simpanan suaminya.
Kematian suaminya seakan membuka pintu masa lalu Madrim. Satu per satu, rahasia yang selama ini terpendam, mulai mengambang ke permukaan. Dan Madrim tak punya pilihan kecuali menghadapi kebenaran demi kebenaran yang terungkap. Termasuk tentang cinta terlarang yang selama ini tersimpan.
Rahasia tergelap baru terungkap, ketika kehidupan Ijen dan Madrim berhenti di titik putaran takdir yang sama. Sebuah masa lalu saling mengikat dan mengaitkan mereka berdua. Dan akhirnya membara mereka ke satu kebenaran yang paling hakiki.

Senin, 26 Mei 2014

Kunanti Tangismu, Sayang


s4stika

    Jantung Mina bergemuruh dengan guntur bandang berkumandang. Dunianya gelap seketika, berputar tidak pada porosnya, dan membuat Mina lunglai. Mina akhirnya tumbang tak berdaya, terduduk lemah dengan mata yang mulai memanas. Mina duduk bersimpuh dengan pikiran penuh pertanyaan yang kian berputar bagaikan kincir angin Belanda yang tertiup angin sepoi. Bukan, bukan angin sepoi yang tenang lagi, kini pertanyaan-pertanyaan itu kian berputar menyerupai angin topan memporak-porandakan segala yang diterjangnya.

Sabtu, 24 Mei 2014

Menuai “Janji Langit”nya AISHWORO AnG



PARAGRAF YANG BAGUS (y) :


     “… Jika memang kamu tidak berhasil masuk UMY, itupun sesungguhnya bukanlah sebuah kegagalan. Kamu telah berhasil menaklukan rasa takutmu. Dan yakinlah kamu akan diterima oleh ilmu sebagai orang yang merindukannya.”
     Begitulah kalimat yang kerap kali dia dengungkan kepadaku. Sebuah untaian kata sederhana dan seringkali dikhutbahkan banyak orang. Namun, bila yang mengatakannya adalah seorang sahabat yang tulus, lain rasanya. Kata-kata sahabat sejati adalah cahaya matahari yang menerangi kegelapan dalam nebula hati.

Minggu, 11 Mei 2014

Tentang "Bekisar Merah"nya Ahmad Tohari


sampul depan
Sampul Belakang : BEKISAR, unggas elok hasil silang antara ayam hutan dan ayam biasa sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Dan, adalah Lasi yang berayah bekas serdadu Jepang; kulitnya yang putih dan matanya yang khas membawa dirinya menjadi bekisar untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta. Lahir dalam keluarga petani gula kelapa sebuah desa di pedalaman, Lasi terbawa arus sejarah hidupnya sendiri dan berlabuh dalam kemewahan itu dan rela membayarnya dengan kesetiaan penuh pada Pak Han, seorang suami tua yang sudah lemah. Namun Lasi gagap ketika menemukan nilai perkawinannya dengan Pak Han hanya sebuah keisengan, main-main. Longgar, dan di mata Lasi sangat ganjil.

Jumat, 09 Mei 2014

Diary Sang Zombiegaret : Mencium Naraku


s4stika


Rasanya masih bisa kukenang sebatang lintingan tembakau di atas meja yang dulu selalu menemani sepiku. Rasanya masih bisa kuhirup aroma kepulan asap yang dulu terasa begitu menggelorakan sistem respirasiku. Dan rasanya masih bisa kuingat tawaku saat memperlakukan asap yang keluar dari hidungku sebagai mainan paling lucu seperti halnya anakku Nara yang sedang memainkan boneka beruangnya.

Rabu, 07 Mei 2014

Pendidikan dalam Kacamata Islam

Esai sebagai tugas Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Fisika 2013
FKIP Universitas Sebelas Maret


Pendidikan. Jika ditanya apa kata dasar dari pendidikan, maka saya akan bingung sendiri. Pendidik kah? Didikan kah? Atau hanya ‘didik’ saja? Tapi ‘didik’ lebih mirip dengan nama seorang teman. Dan setelah saya masukan kata kunci pada pencarian google, saya menemukan sebuah tautan yang berisi paragraph :

Rabu, 30 April 2014

Draft 5 : Adik


Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :)
Apa sih yang saya tahu tentang adik?
Dalam benak saya adik itu "kehampaan, kerinduan, dan keinginan". Hidup sebagai seorang anak tunggal memang demikian rasanya.

Rabu, 23 April 2014

Dia Sedang Jatuh Cinta


s4stika

            Hangatnya mentari dhuha mulai merasuk ke dalam epidermisku. Kulirik ayam tetangga yang mendekap erat anak-anaknya yang mungil. Pastilah dekapan induk ayam itu melebihi hangatnya cahaya matahari dhuha yang kurasakan. Dekapan hangat Ibu, ya aku sangat merindukannya. Hampir satu bulan, dan aku belum pulang dari rantau karena kesibukan kuliah ini. Ibu, apa kabar?

Senin, 31 Maret 2014

Draft 4 : Rahasia di Balik Nama Wong Jawa


Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :)
Kali ini saya akan membahas mengenai salah satu Javanese Culture atau badaya orang Jawa yang saya ketahui (belum saya pahami sepenuhnya).
Ini mengenai penamaan orang Jawa –di sekitar saya- terhadap bayi yang baru lahir.

Senin, 10 Maret 2014

Draft 3 : Bu Ehem

             Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :) 
            Setelah cerita mengenai Pak Ehem di Draft 2  , kali ini saya juga akan menceritakan mengenai guru lagi. Tapi kali ini beda cerita, beda guru. Sesuai judulnya kita sebut saja sang guru kali ini sebagai bu Ehem.

Jumat, 28 Februari 2014

Draft 2 : Pak Ehem


Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :)
            Menindak lanjuti postingan saya di Draft1. Kali ini akan bercerita tentang perilaku negative yang dilakukan seorang oknum guru. Kisah ini tanpa tujuan apapun kecuali hanya agar menjadi pelajaran bagi teman-teman (calon) guru sekalian khususnya.

Rabu, 26 Februari 2014

[Mozaik Blog Competition 2014] Mbah Aesop

Event Mozaik Blog Competition sponsored by beon.co.id. 




     Bukan musisi yang pandai mengungkapkan rasa lewat nada, bukan pula penyair yang pandai merangkai kata dengan indahnya, aku hanya seorang yang berusaha mengungkapkan maksud melalui tulisan. Yang kuinginkan adalah perubahan, setidaknya perubahan apa yang kurasakan dalam hati; menjadi lebih lega. Yang kuharapkan adalah kenangan, setidaknya untuk kutertawakan sendiri di hari kelak karena kedewasaanku; menertawakan karya sendiri. Yang sangat kudambakan adalah membangun apa yang kurasa belum kumiliki jika hanya  mengandalkan gen dari kedua orang tuaku; bakat menulis. Dan yang kuidamkan adalah

Senin, 24 Februari 2014

My Beloved Family


You’re my sun, my moon, my guiding star
My kind of wonderful, that’s what you are
My everything..
            The song that keep playing on my mind when I think about my family. There’s no word can describe them. But here, I’ll try to tell what I can say about them. My small family consists three members, my parents and I. We live in a small but lovely house in Karanganyar, “Home sweet home”. That’s the place where I can feel safe and sound.
            First, I’m going to tell you about my father. His name is Suwoto. He looks like me or I look like him? Such a rhetorical question. We have the same brown eyes, the same straight and black hair. His skin is black. I’m very proud of my father, because he always do anything for my happiness. Sometimes, when I think about him, my eyes turn to cry because he has sacrificed his time, his energy, his mind, and everything for our family. My father is the place where I solve my problems, he always show me the way to solve my problem. He’s the best father.
            And now, I will tell about my mother. Her name is Ani Wahyuningsih. She is the best women ever in my life. I’m not like her physically at all. She has a white skin and a long black hair. Every morning she kisses my cheeks and it encourages me to go through the day. There’s nothing I know but she doesn’t, I think she’s like a diary book for me.
            I love my beloved family.



Sekar Tani
K2313065
Pendidikan Fisika 2013/B

Jumat, 21 Februari 2014

Ratu Lebah dan Zeus


Alkisah, pada zaman dahulu para lebah tidak memiliki sengat sehingga kesulitan dalam melindungi madu mereka. Untuk itu maka pada suatu hari Ratu Lebah membawa madu dan mengunjungi dewa Zeus untuk meminta senjata baginya dan rakyatnya.
            “Ku persembahkan, Oh dewa Zeus!” kata Ratu Lebah.
            “Apa keinginanmu?” tanya dewa Zeus.
            “Berikanlah aku sengat agar aku bisa membunuh mereka yang ingin mengambil maduku..” pinta Ratu Lebah. Lalu Zeus pun mengeluarkan sengat pada tubuh Ratu Lebah.
            “Terimakasih Dewa Zeus..”
“Baiklah. Tapi, jika kau menggunakan sengatmu maka kau pun akan mati..” tutur dewa Zeus.
Ratu lebah pun terkejut dan terbang pulang.



 19:50 WIB
Jum'at, 22 Februari 2014
Karanganyar.
Semoga Bermanfaat.
Dongeng AESOP..^^

Rabu, 19 Februari 2014

Draft 1 : Dunia Mereka


          Khusus pada entri berjudul draft akan ada fenomena-fenomena kehidupan yang saya bagikan. Semoga bermanfaat dan bisa di pahami :) 
            Tulisan kali ini akan membahas tiga fenomena yang tidak biasa sore ini. Tentang kenakalan anak SD, kecurangan dan sikap negative yang dimiliki oknum ‘guru’, dan persepsi-persepsi pada seorang tukang tambal ban.

Jumat, 14 Februari 2014

MAKALAH ISBD "POLITIK UANG DI INDONESIA"

Makalah ini berisi mengenai pengertian money politic (politik uang),
faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya politik uang, bagaimana
fenomena politik uang di Indonesia, dampak yang ditimbulkan serta bagaimana
upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi dan menghentikan politik uang di
Indonesia.

Makalah Penjasorkes "Sea Games XXVII Myanmar"

Makalah ini berisi mengenai cabang-cabang lomba dalam Sea Games 2013 di
Myanmar, medali yang di peroleh Indonesia serta beberapa kegagalan Indonesia
dalam meraih emas.

Kamis, 30 Januari 2014

[Don’t] Judge A Book by Its Cover . Part 2


***                                    ***
Sesampainya di Jakarta,
“Kamu beneran mau langsung balik ke Bandung neng? Ngga mau ikut teteh dulu atau nemuin teh Mela?”
“Ngga teh.. Lista mau langsung balik aja.”
“Kalo gitu teh Lisa temenin nyari bus ya..”
“Ngga usah teh.. Lista bisa sendiri kok. Dan kali ini insyaAlloh ngga bakal salah bus lagi. hehee…”
Lisa tersenyum lalu berpamitan dan berjanji akan mengunjungi Lista jika kembali ke Bandung.
Lista masih duduk melamun di terminal, pikirannya ingin segera kembali ke Bandung. Tapi hatinya menginginkan bertemu dengan teh Mela. Pikirannya terus saja mengingatkan betapa bencinya ia pada teh Mela, betapa ia jengkel karena kakaknya itu tak pernah mengunjunginya, lantas kenapa ia sekarang harus mengunjungi teh Mela? Tapi hatinya rindu, rindu ingin bertemu kakak semata wayangnya itu.

[Don’t] Judge A Book by Its Cover . Part 1

          
           Bismillahirrohman nirrohim..


Sampai sekarang Lista masih mempercayai teori yang ia buat sendiri tentang bagaimana menilai seseorang. Yah, teori yang berbunyi “Jugde a Book by Its Cover”, nilailah sebuah buku dari sampulnya. Kenapa demikian? Sementara banyak yang meyakini bahwa “penampilan itu belum tentu mewakili kepribadian seseorang, jadi jangan nilai seseorang berdasarkan penampilannya. Lihatlah ke dalam hatinya, bacalah isi buku itu sebelum memberi penilaian”, Lista justru berpikir “bagaimana bisa menilai isinya jika tidak semua buku bisa kita miliki? Kan tidak semua seri buku tersedia di Perpustakaan untuk bebas di baca? Dan logikanya, apa ada buku kumpulan puisi yang bertuliskan ‘Pintar Berhitung Matematika untuk Kelas 5 SD’ pada sampulnya? Bukankah sampul sebuah buku juga bertuliskan judul yang mewakili isi buku tersebut?”.